right_side

FOLLOW ME

Awards



Sasana Ajiyasa


Studio






at indonesian sculptor assosiation

at indonesian sculptor assosiation








at Indonesia Art Institute 2007










ANTARA NAMA DAN NAMA


Kelompok seni rupa yang berdomisisli di Yogyakarta yang menamakan diri mereka sebagai “Kelompok Kecil” berawal dari sebuah gagasan kecil oleh beberapa anak-anak muda yang notabene berasal dari satu daerah yang sama yaitu: Padang, Sumatra Barat. "Dari obrolan dan perbincangan santai antar teman tentang kegelisahan-kegelisahan berkarya sehingga diskusi yang serius diselingi dengan gurauan karena karya-karya yang telah mereka lahirkan kini banyak menumpuk di rumah masing-masing, hingga terbesitlah ide untuk mengadakan sebuah kegiatan berpameran bersama yang bertujuan untuk menyatakan keberadaan mereka dan rasa tanggung jawab sebagai seorang seniman kepada para pemerhati seni dan masyarakat umum agar karya-karyanya dapat dipertunjukkan kepada khalayak." Kata Benny Kampai salah satu seniman Minang yang saya temui sesaat menjelang pembukaan pameran.

Terpilihnya tema pameran bersama yang mereka beri judul “Antara Nama dan Nama” adalah dari pemahaman dan bahasa yang bisa diungkapkan secara sederhana atasa pencapaian tujuan seorang perupa dalam berkarya seni. Seniman selalu mempertanyakan pada dirinya tentang apa, untuk apa dan untuk siapa” karya yang akan dan yang telah diciptakannya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya akan dikembalikan kepada serangkaian nama-nama sebagai faktor turunan selanjutnya sesuai dengan kepentingan masing-masing. "Terpilihnya Jogja Nasional Museum yang terletak di kampus ASRI-ISI lama di daerah Gampingan atau tepatnya di jalan Prof. Amri Yahya, no. 1, Yogyakarta ini dikarenakan lokasi tersebut dahulu sebelum kampus ISI harus dipindahkan ke daerah Sewon, Bantul hingga sekarang, adalah sebagai tempat dimana telah dilahirkannya seniman-seniman besar Indonesia bahkan dunia, sehingga mereka pun berharap kelak dikemudian hari akan muncul seniman besar Indonesia selanjutnya yang berasal dari kelompok ini, serta tempat tersebut cukup luas dan besar untuk menggelar karya-karya dari ke 36 anggotanya. " Jelas Ali Umar salah satu seniman Minang yang kebetulan juga Directure Katalis Arts Forum Yogyakarta. Pameran akan diselenggarakan pada tanggal 14-21 Februari 2008, yang akan dibuka oleh Bp. Juprial, seorang pengusaha muda perantauan sukses dari daerah Minangkabau di Yogyakarta, pada malam pembukaan tanggal 14 Februari, pukul 19.30 WIB.

THE SHOW


Katalis Art Forum dibangun pada bulan Oktober 2006, dan merupakan sebuah asosiasi terbuka untuk para perupa di Yogyakarta dengan dasar kesamaan visi untuk saling berbagi ruang eksplorasi dan peluang artistik serta kesadaran utk memediasi karya ke tingkat yang lebih luas. Awal berdirinya antara lain dari inisiasi ketuanya yang sekarang, pematung Ali Umar dan juga mantan penggiat Galeri Benda, galeri khusus trimatra yang telah almarhum, Bram Satya, karena itu juga Katalis sempat cukup identik untuk mengakomodir eksplorasi seni dari para perupa dengan medium trimatra, padahal pada prakteknya forum ini terbuka untuk perupa dari disiplin apa pun, bahkan juga dengan eksplorasi yang tidak terbatas. Katalis juga membantu anggotanya untuk manajemen karya dan pameran, serta melakukan upaya pengembangan dan pemberdayaan para perupa yang terlibat secara organik dan fleksibel.

Hingga kini jumlah perupa yang tergabung dalam Katalis mencakup sekitar hampir 86 orang anggota resmi, dan lebih dari 150 anggota informal. Sebagai sebuah forum perupa yang cukup besar dan sepenuhnya diinisiasi serta digerakkan oleh para perupanya sendiri, Katalis menjadi cerminan semangat gotong-royong dunia seni rupa di Yogyakarta, yang juga menyiratkan adanya kesadaran para perupa untuk saling berbagi dan membantu mengembangkan profesinya bersama-sama di medan seni yang semakin kompleks saat ini. Untuk pameran kali ini katalis arts forum mencoba menyelengarakan sebuah pameran yang bertujuan lebih kepada presentasi dari para anggotanya. Dan penekanan pada proses bekerja bersama para anggotanya baik yang mengikuti pameran tersebut maupun yang tidak, untuk saling mendukung berhasilnya pameran ini.

Sekarang ini, peta dan wajah dunia seni rupa tampaknya sudah mengalami perubahan yang sedemikian jauh dari, katakanlah, 5 tahun lalu. Ketika dulu seni rupa masih menjadi suatu wilayah tersendiri yang sempit dan eksklusif, maka sekarang ini dengan berbagai gejolak yang terjadi entah dari dorongan pasar atau juga meluasnya populasi apresiator seni, maka mau tidak mau seni rupa pun harus melangkah keluar dari tempurungnya yang kecil, dan membuat jaringan. Apakah perubahan ini akan membawa ke yang lebih baik? Kita mungkin harus menunggu, namun sementara itu langkah seperti yang dilakukan oleh Katalis Art Forum ini mencerminkan kesadaran para perupa yang tergabung di

3 DIMENSI

BERMAIN MAIN dan DIPERMAINKAN
3D EXHIBITION
22 September - 22 Oktober 2008
at :
Katalis Arts Forum
Gedung Eks. Patung, Jogja National Museum
Jl. Amri Yahya No.1, Gampingan, Yogyakarta 55253
+6274 3301082


Play with 3D Object yang dipilih Katalis Art Forum sebagai tajuk pameran yang berlangsung tanggal 22 September hingga 22 Oktober 2008 ini sedang menggunakan spirit bermain dalam menciptakan karya-karya tiga dimensi. Pemilihan terminologi tiga dimensi (3D object) ketimbang patung (sculpture) juga semakin memperkuat niatan bermain dalam melahirkan karya.

Patung secara tradisional diartikan sebagai karya trimatra yang diciptakan dengan cara memahat (carving) maupun mencetak (modelling) yang umumnya dibuat dari bahan kayu, batu, ataupun metal. Difinisi tersebut tak lagi memadai ketika karya trimatra dibuat dengan cara menyusun benda-benda tertentu yang tidak lazim untuk disebut sebagai sebuah patung, misalnya dengan merangkai bekas onderdil mobil, tumpukan buku, atau rangkaian bungkus mie instant. Apalagi untuk menyebut barang sehari-hari yang ditaruh begitu saja dalam ruang pamer.